Rabu, 17 Oktober 2018

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Pertumbuhan Penduduk
 
A. Perkembangan Penduduk Dunia



B. Penggandaan Penduduk Dunia


C. Faktor-faktor Demokrasi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk

Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Penambahan/pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :
1.         Kematian (Mortalitas)
2.         Kelahiran (Fertilitas)
3.         Migrasi
Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.

1. Kematian 

a. Tingkat Kematian Kasar

Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengan tahun tersebut secara dinyatakan tiap 1000 orang. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :



            b. Tingkat Kematian Khusus

Karena tingkat kematian itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Umpama laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah.
Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur. Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti. Karena angka ini memyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu 1000 penduduk pada kelompok umur yang sama, maka dapat dibuat rumus sebagai berikut :


2. Kelahiran

Dalam kebanyakan analisa, kelompok umur yang berinterval lima tahun digunakan sebagai waktu untuk menghitung angka khusus menurut umur. Biasanya kelompok umur terendah adalah 15-19 tahun, sedangkan yang tertinggi dalam kelompok umur 20-an, lalu menurun ketingkat sedang bagi wanita umur 30-an. Angka pada kelompok setelah / diatas 39 tahun biasanya relatif kecil. 

3.         Migrasi 

Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian mobilitas lebih luas daripada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Sedangkan migrasi bila dikaitkan dengan unsur waktu di tempat yang baru misalnya minimal 6 bulan atau satu tahun. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut disebut melakukan mobilitas sirkuler.
·         Macam-macam Migrasi
Pertama , Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :

    Imigrasi => Masuknya penduduk ke suatu negara
    Emigrasi => Keluarnya penduduk ke negara lain
    Remigrasi => Kembalinya penduduk ke negara

Kedua , Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :

    Urbanisasi => Dari Desa ke Kota
    Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
    Ruralisasi => Dari Kota ke Desa
    Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman

Dengan adanya intervening Obtacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi yakni :
1.         Migrasi bertahap
2.         Migrasi langsung

Akibat migrasi

a.         Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun ukurannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Sebagian akibat dari penduduk yang rata-rata masih muda tersebut memungkinkan pertumbuhan penduduk yang pesat di kota, dan bagi pembangunan desanya sedikit banyak akan  mempengaruhi kelancaran.
b.         Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar jawa.
c.         Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0.61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar 0.57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. 

Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat juga dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa dan orang tua  pada wilayah yang bersangkutan.

Keadaan struktur atau komposisi penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk piramida yang berbeda-beda pula.
Ada tiga jenis struktur penduduk :

1.         Piramida penduduk muda 

Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berlangsung. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita jumpai pada negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazilia, Indonesia.


2.         Piramida stationer

Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan pendudukyang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negarayang maju seperti Swedia, Belanda, Skandinavia.



3.         Piramida penduduk tua

Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangatpesan dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia, Perancis.


Rasio Ketergantungan 

Dari komposisi penduduk menurut umur dapat dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan. Yang dimaksud dengan rasio ketergantungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%).


Kebudayaan dan Kepribadian

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA

1. Zaman Batu sampai Zaman Logam

Upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu sampai zaman logam, sungguh akan berliku-liku, memerlukan waktu pembahasan yang panjang. Berdasarkan pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu itupun terbagi dalam :
-           Zaman batu tua (paleolithikum)
-           Zaman batu muda (neolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk apapun permukaan peralatan masih kasar-kasar, misalnya kapak genggam.
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segiitu berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah Selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke Semenanjung Malaka.
Lebih lanjut menyebar ke Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, berlanjut ke Filipina. Kapak-kapak batu serupa itu diasah sampai mengkilat dan diikat kepada tangkai kayu dengan rotan.
Bersamaan dengan persebaran budaya kapak-kapak batu itu, tersebar pula bahasa Proto Austronesia. Bahasa Proto Austronesia sebagai induk atau cikal bakal bahasa dari bangsa-bangsa yang mendiami pulau-pulau diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik.
Zaman batu muda (Neolithikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka mulai hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup.

B. KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA, DAN ISLAM

1. Kebudayaan Hindu dan Budha

Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan hindu yang berasal daai India itu berlangsung luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau Budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama atau ajaran Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju daripada Hinduisme, sebab Budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.

2          Kebudayaan Islam

Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Titk sentral penyebaran agama Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Indonesia, teristimewa ke pulau Jawa berlangsung dalam suasana damai. Hal ini disebabkan karena islam dimasukkan ke Indonesia tidak dengan secara paksa, melainkan dengan cara baik-baik. Di samping itu disebabkan sikap toleransi yang dimilliki bangsa kita.
Kebudayaan Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian besar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

Kebudayaan Barat

Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan Barat masuk ke negara tercinta Republik Indonesia ketika kaum kolonialis/penjajah mengedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaen muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat.

Contoh permasalahan/kasus beserta solusinya :

Masalah Kependudukan

Salah satu contoh masalah kependudukan adalah meningkatnya jumlah penduduk secara berkala. Hal ini disebabkan karena lebih tingginya angka kelahiran dibanding dengan angka kematian. Tingginya jumlah penduduk mengakibatkan persebaran penduduk yang tidak merata dan adanya kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk juga dapat menyebabkan masalah sosial lainnya, seperti masalah kemiskinan, pengangguran, hingga masalah lingkungan sehingga dibutuhkan upaya yang nyata dalam mengatasi masalah kependudukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana.

Sumber:
Darmansyah.1986.Ilmu Sosial Dasar.Surabaya:Usaha Nasional.
Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk.1997.MKDU Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Gunadarma.
            Ahmadi, H. Abu.2009.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT RINEKA CIPTA.
            Soedarno, P, dkk.1992.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar