Pertumbuhan
Penduduk
A.
Perkembangan Penduduk Dunia
B.
Penggandaan Penduduk Dunia
C.
Faktor-faktor Demokrasi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Waktu
penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun.
Penambahan/pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi
Di
dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate.
Tingkat/rate adalah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk
perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
1. Kematian
a.
Tingkat Kematian Kasar
Tingkat
kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per
jumlah penduduk pertengan tahun tersebut secara dinyatakan tiap 1000 orang.
Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :
b. Tingkat Kematian
Khusus
Karena
tingkat kematian itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis
kelamin, pekerjaan. Umpama laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang
berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka
yang berada di rumah.
Karena
perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut
umur. Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti. Karena
angka ini memyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu 1000
penduduk pada kelompok umur yang sama, maka dapat dibuat rumus sebagai berikut
:
2. Kelahiran
Dalam
kebanyakan analisa, kelompok umur yang berinterval lima tahun digunakan sebagai
waktu untuk menghitung angka khusus menurut umur. Biasanya kelompok umur
terendah adalah 15-19 tahun, sedangkan yang tertinggi dalam kelompok umur
20-an, lalu menurun ketingkat sedang bagi wanita umur 30-an. Angka pada
kelompok setelah / diatas 39 tahun biasanya relatif kecil.
3. Migrasi
Aspek
dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai
migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu
mobilitas. Pengertian mobilitas lebih luas daripada migrasi, sebab mobilitas
mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Sedangkan
migrasi bila dikaitkan dengan unsur waktu di tempat yang baru misalnya minimal
6 bulan atau satu tahun. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat
tinggal kurang dari batas waktu tersebut disebut melakukan mobilitas sirkuler.
·
Macam-macam Migrasi
Pertama
, Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
Imigrasi => Masuknya penduduk ke suatu negara
Emigrasi => Keluarnya penduduk ke negara lain
Remigrasi => Kembalinya penduduk ke negara
Kedua
, Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
Urbanisasi => Dari Desa ke Kota
Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
Ruralisasi => Dari Kota ke Desa
Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
Dengan
adanya intervening Obtacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi
yakni :
1. Migrasi bertahap
2. Migrasi langsung
Akibat migrasi
a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota)
walaupun ukurannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi
penduduk secara keseluruhan. Sebagian akibat dari penduduk yang rata-rata masih
muda tersebut memungkinkan pertumbuhan penduduk yang pesat di kota, dan bagi
pembangunan desanya sedikit banyak akan
mempengaruhi kelancaran.
b. Migrasi interegional di Indonesia
kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas
tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta
tingkat laju pembangunan di luar jawa.
c. Migrasi antar negara di Indonesia
adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan
1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0.61% dan migrasi ke luar (emigrasi)
hanya sebesar 0.57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap
distribusi penduduk Indonesia.
Untuk
mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat juga
dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida
penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa
dan orang tua pada wilayah yang
bersangkutan.
Keadaan
struktur atau komposisi penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk piramida
yang berbeda-beda pula.
Ada tiga jenis struktur
penduduk :
1. Piramida penduduk muda
Piramida
ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berlangsung.
Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya
kita jumpai pada negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya : India,
Brazilia, Indonesia.
2. Piramida stationer
Bentuk
piramida ini menggambarkan keadaan pendudukyang tetap (statis) sebab tingkat
kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk
yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negarayang maju seperti Swedia,
Belanda, Skandinavia.
3. Piramida penduduk tua
Bentuk
piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang
sangatpesan dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis
kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang
bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia,
Perancis.
Rasio Ketergantungan
Dari
komposisi penduduk menurut umur dapat dipakai untuk menghitung rasio
ketergantungan. Yang dimaksud dengan rasio ketergantungan adalah angka yang
menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan
sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif
kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Kebudayaan dan
Kepribadian
A. PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
1.
Zaman Batu sampai Zaman Logam
Upaya
menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu sampai
zaman logam, sungguh akan berliku-liku, memerlukan waktu pembahasan yang
panjang. Berdasarkan pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu
itupun terbagi dalam :
- Zaman batu tua (paleolithikum)
- Zaman batu muda (neolithikum)
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk apapun permukaan peralatan masih
kasar-kasar, misalnya kapak genggam.
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segiitu
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah Selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke Semenanjung Malaka.
Lebih
lanjut menyebar ke Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke
Flores, dan Sulawesi, berlanjut ke Filipina. Kapak-kapak batu serupa itu diasah
sampai mengkilat dan diikat kepada tangkai kayu dengan rotan.
Bersamaan
dengan persebaran budaya kapak-kapak batu itu, tersebar pula bahasa Proto
Austronesia. Bahasa Proto Austronesia sebagai induk atau cikal bakal bahasa
dari bangsa-bangsa yang mendiami pulau-pulau diantara Samudra Indonesia dan
Samudra Pasifik.
Zaman
batu muda (Neolithikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia.
Pada zaman ini, mereka mulai hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok
masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
B. KEBUDAYAAN HINDU,
BUDHA, DAN ISLAM
1.
Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada
abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa.
Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan hindu
yang berasal daai India itu berlangsung luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5,
ajaran Budha atau Budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama
atau ajaran Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju daripada Hinduisme,
sebab Budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
2 Kebudayaan Islam
Pada
abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para
pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Titk sentral penyebaran agama
Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Indonesia,
teristimewa ke pulau Jawa berlangsung dalam suasana damai. Hal ini disebabkan
karena islam dimasukkan ke Indonesia tidak dengan secara paksa, melainkan
dengan cara baik-baik. Di samping itu disebabkan sikap toleransi yang dimilliki
bangsa kita.
Kebudayaan
Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut
sebagian besar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan
Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian
bangsa Indonesia.
Kebudayaan Barat
Unsur
kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan Barat
masuk ke negara tercinta Republik Indonesia ketika kaum kolonialis/penjajah
mengedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan
kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan
kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaen muncul bangunan-bangunan
dengan gaya arsitektur Barat.
Contoh permasalahan/kasus beserta solusinya :
Masalah
Kependudukan
Salah
satu contoh masalah kependudukan adalah meningkatnya jumlah penduduk secara
berkala. Hal ini disebabkan karena lebih tingginya angka kelahiran dibanding
dengan angka kematian. Tingginya jumlah penduduk mengakibatkan persebaran
penduduk yang tidak merata dan adanya kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk
juga dapat menyebabkan masalah sosial lainnya, seperti masalah kemiskinan,
pengangguran, hingga masalah lingkungan sehingga dibutuhkan upaya yang nyata
dalam mengatasi masalah kependudukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga
berencana.
Sumber:
Darmansyah.1986.Ilmu Sosial Dasar.Surabaya:Usaha Nasional.
Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk.1997.MKDU Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Gunadarma.
Ahmadi, H. Abu.2009.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT RINEKA CIPTA.
Soedarno, P, dkk.1992.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Ahmadi, H. Abu.2009.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT RINEKA CIPTA.
Soedarno, P, dkk.1992.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar