Fungsi Agama
A.
Fungsi Agama Dalam Masyarakat
Fungsi
agama di bidang sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu
ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban
sosial yang membantu mempersatukan mereka.
B.
Dimensi Komitmen Agama
Masalah
fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen agama. Dimensi
komitmen agama, menurut Roland Robertson (1984), diklasifikasikan berupa
keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi.
1) Dimensi
keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan
menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran
ajaran-ajaran agama.
2) Praktek
agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk
melaksanakan komitmen agama secara nyata.
3) Dimensi
pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan
tertentu.
4) Dimensi
pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap
religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan
upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
5) Dimensi
konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan
pembentukan citra pribadinya.
Pelembagaan Agama
A.
Tipe Kaitan Agama dengan Masyarakat
Kaitan
agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak
menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954).
1) Masyarakat
yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
2) Masyarakat-masyarakat
praindustri yang sedang berkembang.
3) Masyarakat-masyarakat
industri secular.
B.
Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga
untuk membimbing, membina dan mengayomi suatu kaum yang menganut agama. Agama begitu univeersal, permanan
(langgeng), dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama,
akan sukar memahami masyarakat. Hal yang perlu dijawab dalam memahami lembaga
agama adalah, apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi
dan struktur agama.
Agama, Konflik dan
Masyarakat
A.
Contoh dan Kaitannya Tentang Konflik
yang Ada dalam Agama dan Masyarakat
Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia
disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum
minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah)
memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia.
Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan
menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral
masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau
demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di
Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu
sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Contoh permasalahan
atau kasus beserta solusinya :
Konflik Situbondo (Islam VS Kristen)
Konflik antar agama juga
pernah terjadi di Situbondo, Jawa Timur. Peristiwa tersebut terjadi pada 10
oktober 1996. Konflik ini dipicu karena adanya ketidakpuasaan atas hukuman yang
diterima oleh seorang penghina agama islam. Kemudian si penista agama ini
disembunyikan didalam gereja seperti juga akibat konflik palestina dan israel. Hal
itulah yang kemudian memicu timbulnya kerusuhan. Dimana ada pihak pihak yang
memaksa masuk ke gereja gereja, sekolah khatolik, dan juga toko milik orang
tionghoa di situbondo. Kondisi demikian tentu membuat timbulnya pengerusakan.
Kondisi ini kembali berangsur membaik setelah adanya perdamaian antara kedua
belah pihak.
Solusi :
Toleransi dan sikap salimg
menghormati harus dijunjung tinggi sebagai upaya pengendalian timbulnya konflik.
Sumber :
Ahmadi, H.
Abu.2009.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT RINEKA CIPTA.
Darmansyah.1986.Ilmu
Sosial Dasar.Surabaya:Usaha Nasional.
Harwantiyoko
dan Neltje F. Katuuk.1997.MKDU Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Gunadarma.
Soedarno, P,
dkk.1992.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.